Wajib Tahu! Memiliki Transferable Skills Membuatmu Dicari di Banyak Pekerjaan
Dalam dunia kerja yang dinamis seperti sekarang, keterampilan teknis saja tidak cukup untuk membuatmu unggul di mata perekrut. Banyak perusahaan kini mencari kandidat yang memiliki transferable skills, yaitu keterampilan yang bisa diterapkan di berbagai bidang pekerjaan. Keterampilan ini tidak hanya membantu saat kamu berpindah industri, tetapi juga membuatmu lebih fleksibel, adaptif, dan bernilai tinggi di tempat kerja.
Dilansir dari Seek Career Advice (2025), transferable skills mencakup kemampuan seperti manajemen waktu, komunikasi, kepemimpinan, hingga pemecahan masalah. Menonjolkan keterampilan ini di CV, surat lamaran, maupun wawancara kerja akan sangat meningkatkan peluangmu diterima. Yuk, simak daftar transferable skills utama berikut ini, lengkap dengan contoh cara menunjukkannya.
1. Manajemen Waktu
Kemampuan mengelola waktu dengan efektif sangat dibutuhkan di hampir semua pekerjaan. Dengan manajemen waktu yang baik, kamu dapat menyelesaikan tugas sesuai prioritas tanpa melewati tenggat waktu (deadline). Salah satu teknik populer yang bisa kamu terapkan adalah teknik Pomodoro, yaitu bekerja fokus selama 25 menit, kemudian mengambil istirahat singkat selama 5 menit, dan mengulanginya beberapa kali. Misalnya, ketika kamu sedang mengerjakan laporan mingguan sekaligus mempersiapkan presentasi, kamu bisa membagi waktu kerja dengan metode ini: alokasikan 25 menit fokus penuh untuk menyusun laporan, istirahat 5 menit, lalu lanjutkan 25 menit berikutnya untuk membuat presentasi. Dalam CV atau wawancara, kamu dapat menonjolkan pengalaman seperti:
“Di pekerjaan sebelumnya, saya menggunakan teknik Pomodoro untuk mengelola beberapa tugas sekaligus, sehingga tiga laporan besar berhasil saya selesaikan dalam satu minggu dan semuanya diserahkan tepat waktu tanpa revisi besar.”
2. Komunikasi yang Efektif
Kemampuan komunikasi tidak hanya soal berbicara dengan jelas, tetapi juga menyesuaikan gaya komunikasi sesuai situasi dan audiens. Misalnya, saat memimpin tim sebagai seorang team leader atau supervisor (SPV), kamu mungkin harus menggunakan gaya komunikasi yang lebih asertif dan solutif ketika terjadi konflik internal. Contoh konkretnya, ketika dua anggota tim berselisih paham mengenai pembagian tugas, kamu tidak langsung menyalahkan salah satu pihak. Sebaliknya, kamu mengundang keduanya untuk berdiskusi, mendengarkan pandangan masing-masing, lalu meringkas poin-poin utama dengan bahasa yang netral dan jelas. Setelah itu, kami menawarkan solusi yang dapat diterima bersama, seperti menyesuaikan timeline atau redistribusi pekerjaan. Dalam CV atau wawancara, kamu bisa menonjolkan pengalaman seperti:
“Sebagai SPV, saya pernah menjadi penengah dalam konflik anggota tim. Dengan mengubah gaya komunikasi menjadi lebih asertif dan fokus pada solusi, saya berhasil membantu tim menemukan kesepakatan baru dan proyek dapat selesai tepat waktu.”
3. Kepemimpinan yang Efektif
Kepemimpinan (leadership skills) bukan hanya soal memimpin tim, tetapi juga bagaimana kamu mengatur prioritas, mendelegasikan tugas, memecahkan masalah, sekaligus membimbing anggota tim untuk berkembang.
- Prioritisation and Delegation, artinya mampu melihat pekerjaan secara menyeluruh, menentukan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu, lalu memutuskan tugas mana yang bisa dikerjakan sendiri dan mana yang lebih tepat didelegasikan. Misalnya, ketika mengelola acara kantor, kamu bisa memprioritaskan penyusunan timeline sebelum mengurus detail dekorasi, lalu mendelegasikan bagian teknis kepada anggota tim yang lebih berpengalaman.
- Critical Thinking and Problem Solving juga krusial. Seorang pemimpin dituntut untuk menganalisis masalah dengan tenang dan menemukan solusi yang tepat. Contohnya, saat stok bahan baku habis menjelang deadline produksi, kamu mencari alternatif pemasok dengan kualitas serupa dan memastikan jalur pengiriman tetap aman agar produksi tidak terhenti.
- Coaching, Mentoring, dan Feedback. Ini berarti kamu aktif mendukung dan mendorong anggota tim untuk mencapai target, membantu mereka menemukan cara melewati hambatan, dan memberi umpan balik yang membangun terkait performa mereka. Misalnya, kamu bisa mengadakan sesi one-on-one untuk mendengarkan kesulitan anggota tim, memberi tips praktis, lalu memberikan apresiasi atau saran perbaikan secara spesifik.
Dalam CV atau wawancara, pengalaman-pengalaman seperti ini bisa menjadi nilai plus karena menunjukkan bahwa kamu tidak hanya memimpin, tetapi juga membimbing, memecahkan masalah, dan mengembangkan tim secara keseluruhan.
4. Adaptabilitas dan Fleksibilitas
Kemampuan beradaptasi adalah salah satu transferable skills yang sangat dicari karena hampir setiap industri kini bergerak cepat dan penuh perubahan. Di dunia kerja, situasi yang awalnya stabil bisa berubah sewaktu‑waktu, mulai dari pergantian strategi, teknologi baru, hingga penyesuaian struktur tim. Mereka yang adaptif mampu menyesuaikan cara kerja, belajar keterampilan baru, dan tetap produktif meskipun berada di tengah perubahan.Dalam CV atau wawancara, kamu bisa menonjolkan contoh seperti:
“Ketika bekerja di bidang marketing, perusahaan saya menerapkan prinsip kerja growth marketing yang menuntut kami terus melakukan eksperimen dan mengubah strategi sesuai kondisi pasar. Saya terbiasa cepat beradaptasi dengan perubahan strategi tersebut, misalnya dengan mempelajari tools baru atau mengubah pendekatan kampanye agar hasil tetap optimal.”
5. Keterampilan Digital
Di hampir semua bidang pekerjaan saat ini, keterampilan digital bukan lagi nilai tambah, tetapi sudah menjadi kebutuhan dasar. Perusahaan mengharapkan karyawannya mampu menggunakan berbagai perangkat lunak atau tools untuk mendukung pekerjaan sehari‑hari. Hal ini tidak selalu berarti harus menjadi ahli teknologi, tetapi setidaknya memiliki kemampuan dasar yang mempermudah proses kerja. Dalam CV atau wawancara, kamu bisa menonjolkan contoh seperti:
“Dalam pekerjaan sebelumnya, saya terbiasa mencatat dan menganalisis data laporan menggunakan Google Spreadsheet agar tim dapat memantau performa dengan rapi. Selain itu, saya juga sudah familiar menggunakan task management tools seperti Trello, Slack, Notion, atau Boardmix untuk mengatur alur tugas harian, memantau progres proyek, dan berkolaborasi dengan anggota tim secara lebih efisien.”
Transferable skills adalah modal penting yang membuatmu dicari di berbagai bidang pekerjaan. Dengan mengenali, mengasah, dan menunjukkannya dengan tepat di CV, surat lamaran, maupun wawancara, peluangmu untuk diterima akan semakin besar. Jadi, mulai sekarang, identifikasi keterampilan yang sudah kamu miliki, lengkapi dengan contoh nyata, dan tunjukkan bahwa kamu adalah kandidat yang fleksibel sekaligus siap berkontribusi dimanapun kamu bekerja.
Informasi lebih lanjut:
Aqilla Sekar Ningrum Prastyo
Corporate Communication
PT Mitra Utama Madani
corcom@mum.co.id