Strategi Tepat untuk Follow-Up Setelah Melamar Kerja
Mencari pekerjaan bukan hanya soal mengirimkan lamaran dan menunggu kabar. Dalam banyak kasus, langkah berikutnya yang sering diabaikan, yaitu melakukan follow‑up atau langkah lanjutan yang dilakukan oleh pelamar setelah mengirimkan lamaran kerja untuk menanyakan perkembangan atau memastikan lamaran tersebut sudah diterima dan dipertimbangkan. Hal ini dapat menjadi pembeda antara lamaran yang hanya lewat di tumpukan berkas dan lamaran yang benar-benar dipertimbangkan.
Melakukan follow‑up dengan cara yang sopan dan profesional menunjukkan bahwa kamu memiliki antusiasme, proaktif, dan serius terhadap posisi yang kamu lamar. Namun, langkah ini juga membutuhkan strategi. Jika dilakukan sembarangan, alih‑alih menonjol, justru bisa terkesan mengganggu. Artikel ini akan membahas waktu terbaik untuk follow‑up, cara menyusun pesan yang tepat, hingga tips mencari kontak yang relevan.
Mengapa Follow‑Up Itu Penting?
Dikutip dari seek.com.au (2025), dijelaskan bahwa perekrut sering kali menerima ratusan lamaran untuk satu posisi. Dengan melakukan follow‑up yang sopan, kamu memberi sinyal bahwa kamu benar‑benar tertarik dan siap untuk melangkah ke tahap berikutnya. Selain itu, langkah ini juga membantu memastikan bahwa lamaranmu tidak tenggelam begitu saja di antara sekian banyak berkas yang masuk.
1. Waktu Terbaik untuk Melakukan Follow‑Up
Waktu adalah salah satu kunci penting dalam melakukan follow‑up. Menurut panduan terbaru SEEK (2025), waktu ideal untuk follow‑up adalah sekitar 5 hingga 10 hari kerja setelah kamu mengirimkan lamaran.
Mengapa tidak langsung sehari setelah mengirim? Karena sebagian besar perusahaan membutuhkan waktu untuk menyeleksi, menyortir, dan meninjau berkas. Terlalu cepat follow‑up bisa membuatmu terkesan tidak sabar atau tidak memahami proses mereka. Sebaliknya, jika kamu menunggu terlalu lama, kesempatan untuk menunjukkan antusiasme bisa terlewatkan.
Tips praktis:
- Tandai tanggal pengiriman lamaranmu di kalender.
- Hitung 5–10 hari kerja, lalu jadwalkan waktu khusus untuk mengirim pesan follow‑up.
- Pastikan pesanmu tidak dikirim di hari libur atau akhir pekan, karena kemungkinan besar baru akan dibaca saat traffic email sedang tinggi.
2. Cara Menyusun Pesan Follow‑Up yang Sopan dan Relevan
Pesan follow‑up yang baik harus singkat, sopan, dan relevan. Tujuanmu adalah mengingatkan perekrut tentang lamaran yang telah kamu kirim sekaligus menegaskan kembali minatmu terhadap posisi tersebut.
Struktur pesan yang direkomendasikan:
- Sapaan profesional: Gunakan “Yth.” atau “Kepada” diikuti nama perekrut jika kamu sudah mengetahuinya.
- Pengingat lamaran: Sebutkan kapan kamu melamar dan untuk posisi apa.
- Tegaskan ketertarikan: Jelaskan bahwa kamu sangat tertarik dan ingin tahu apakah ada informasi tambahan yang bisa kamu berikan.
- Akhiri dengan sopan: Ucapkan terima kasih atas perhatian mereka.
Contoh pesan singkat:
Yth. Bapak/Ibu [Nama Perekrut],
Perkenalkan, saya [Namamu], pada [tanggal kirim] lalu saya telah mengirimkan lamaran untuk posisi [nama posisi] di [nama perusahaan]. Saya ingin menindaklanjuti lamaran tersebut dan menegaskan kembali ketertarikan saya untuk bergabung.
Apabila ada informasi atau dokumen tambahan yang diperlukan, saya dengan senang hati siap untuk melengkapinya.
Terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu. Semoga hari Anda menyenangkan.
Hormat saya,
[Namamu]
Pesan yang jelas seperti ini menunjukkan profesionalisme sekaligus kesungguhanmu.
3. Cara Menemukan Kontak yang Tepat
Kadang, tantangan terbesar bukan pada isi pesan, melainkan pada kepada siapa pesan itu harus dikirim. Jika di iklan lowongan sudah tercantum nama perekrut atau alamat email khusus, gunakan itu sebagai prioritas utama. Namun jika tidak ada, kamu bisa melakukan langkah berikut:
- Telusuri situs resmi perusahaan: Banyak perusahaan mencantumkan email HR atau formulir kontak di halaman career mereka.
- Gunakan LinkedIn: Cari tahu siapa yang menjadi HR atau perekrut di perusahaan tersebut. Jangan ragu untuk menghubungi dengan pesan singkat dan profesional.
Dengan menghubungi orang yang tepat, pesanmu memiliki peluang lebih besar untuk dibaca dan dipertimbangkan.
4. Jaga Nada dan Profesionalisme
Meskipun kamu merasa sangat membutuhkan pekerjaan itu, pastikan nada pesanmu tetap positif dan profesional. Hindari kalimat yang bernada menekan, misalnya “Kenapa belum ada kabar?” atau “Sepertinya lamaran saya tidak dianggap.”
Alih‑alih, gunakan bahasa yang menunjukkan antusiasme dan kesiapanmu, seperti “Saya berharap dapat berkontribusi melalui posisi ini” atau “Saya siap memberikan informasi tambahan bila diperlukan.”
Ingat, follow‑up adalah kesempatan untuk membangun kesan yang baik, bukan untuk menunjukkan rasa frustrasi atau ketidaksabaran.
Jangan Takut Melakukan Follow‑Up
Melamar pekerjaan adalah proses panjang yang penuh tantangan, namun langkah kecil seperti melakukan follow‑up bisa memberikan dampak besar. Dengan memilih waktu yang tepat, menyusun pesan yang sopan, dan mencari kontak yang relevan, kamu menunjukkan sikap proaktif yang sangat dihargai perusahaan.
Jangan ragu untuk mengambil langkah ini. Jadikan follow‑up sebagai bagian dari strategi pencarian kerja yang terencana. Siapa tahu, pesan singkatmu yang penuh antusiasme justru menjadi alasan mengapa namamu kembali diingat dan kesempatan besar pun terbuka lebar.
Informasi lebih lanjut:
Aqilla Sekar Ningrum Prastyo
Corporate Communication
PT Mitra Utama Madani
corcom@mum.co.id