Strategi Mengelola Gaji Pertama

Memasuki dunia kerja sebagai karyawan muda adalah momen yang penuh harapan dan tantangan. Gaji pertama yang diterima bukan hanya sekadar imbalan atas kerja keras, tetapi juga merupakan fondasi untuk membangun masa depan finansial yang lebih baik. 

Penting bagi karyawan muda untuk memiliki strategi yang tepat dalam mengelola gaji pertama mereka agar dapat mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengelola gaji pertama dengan bijak.

     1. Buat Anggaran Keuangan yang Jelas

Menurut survei dari Bank Indonesia, sekitar 60% anak muda di Indonesia tidak memiliki anggaran keuangan, yang membuat mereka kesulitan dalam mengelola keuangan pribadi. 

Maka, langkah pertama dalam mengelola gaji pertama adalah menyusun anggaran keuangan. Anggaran adalah alat yang membantu untuk memahami berapa banyak uang yang dimiliki, ke mana uang tersebut pergi, dan seberapa banyak yang bisa ditabung atau investasikan. 

Caranya bisa dengan menggunakan rumus sederhana, seperti 50/30/20, di mana 50% dari gaji dialokasikan untuk kebutuhan pokok, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan dan investasi.

     2. Sisihkan untuk Tabungan dan Investasi

Setelah membuat anggaran, langkah selanjutnya adalah menyisihkan sebagian gaji untuk tabungan dan investasi. Idealnya, Anda harus berusaha menyisihkan minimal 20% dari gaji setiap bulan. 

Menurut OJK, angka literasi keuangan di Indonesia baru mencapai 38,03% pada tahun 2022, menunjukkan pentingnya pemahaman tentang investasi bagi generasi muda.

Investasi juga penting untuk meningkatkan kekayaan dalam jangka panjang. Kamu bisa mulai dengan investasi yang terjangkau, seperti reksa dana atau saham, sesuai dengan profil risiko masing-masing. Banyak aplikasi investasi kini memudahkan anak muda untuk berinvestasi mulai dari nominal kecil.

     3. Hindari Gaya Hidup Konsumtif

Salah satu tantangan terbesar bagi karyawan muda adalah menghindari gaya hidup konsumtif. Hal ini didukung oleh penelitian dari Deloitte yang menyatakan bahwa sekitar 66% milenial di Indonesia merasa tertekan untuk mengikuti tren gaya hidup yang lebih mahal, yang berdampak negatif pada keuangan mereka.

Godaan untuk membeli barang-barang baru atau mengikuti tren dapat menguras keuangan dengan cepat. Oleh karena itu, penting untuk tetap fokus pada tujuan keuangan dan berinvestasi dalam hal-hal yang memberikan nilai jangka panjang.

Mulailah dengan membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Prioritaskan kebutuhan pokok dan simpan uang untuk investasi daripada membeli barang-barang yang tidak diperlukan. Dengan begitu, keuangan dapat tetap terjaga dengan sehat dan terencana.

     4. Bangun Keamanan Finansial Jangka Panjang

Membangun keamanan finansial adalah langkah investasi untuk masa depan yang tak kalah penting dari menabung dan berinvestasi. Dana darurat berperan sebagai jaring pengaman saat menghadapi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau kebutuhan medis mendadak. Sebagai langkah awal, coba siapkan dana darurat yang setara dengan tiga hingga enam bulan pengeluaran rutin.

Menurut Kementerian Keuangan, hanya 18% masyarakat Indonesia yang memiliki dana darurat, yang menunjukkan rendahnya kesadaran tentang pentingnya keamanan finansial. Untuk setiap orang, besaran nominal dana darurat memang berbeda-beda karena tergantung pada profesi, penghasilan, kebutuhan, dan gaya hidup. Namun, berikut panduan untuk menentukannya:

- Belum menikah: Idealnya dana darurat sebesar 6 kali pengeluaran bulanan.

- Sudah menikah: Idealnya sebesar 9 kali pengeluaran bulanan.

- Sudah menikah dan memiliki anak: Idealnya sebesar 12 kali pengeluaran bulanan.

Mengapa penting menyimpan dana darurat sebesar ini? Misalnya, jika seseorang kehilangan pekerjaan dan hanya memiliki dana darurat untuk tiga bulan pengeluaran, maka ketahanan finansialnya akan lebih rentan. Dengan memiliki dana darurat yang setara dengan 6-12 kali pengeluaran bulanan, ia akan lebih siap menghadapi masa-masa sulit hingga mendapatkan sumber penghasilan baru.

Perlu diingat juga untuk tidak menumpuk dana darurat terlalu berlebihan, seperti sampai 20 kali pengeluaran, karena dana ini umumnya disimpan pada instrumen keuangan yang aman dan likuid, sehingga kurang optimal untuk keuntungan jangka panjang. Kelebihan dana tersebut sebaiknya dialokasikan ke investasi yang lebih produktif.

Teruslah belajar tentang manajemen keuangan dan perkembangan pasar investasi. Edukasi diri melalui seminar, webinar, atau membaca buku keuangan akan sangat membantu dalam membuat keputusan finansial yang lebih baik di masa depan.

Membangun Fondasi Finansial yang Kuat untuk Masa Depan

Mengelola gaji pertama adalah momen penting yang dapat menentukan arah keuangan di masa depan. Dengan menerapkan strategi yang tepat—seperti membuat anggaran yang jelas, menyisihkan dana untuk tabungan dan investasi, menghindari gaya hidup konsumtif, serta membangun keamanan finansial—seseorang tidak hanya dapat mengamankan kondisi keuangan saat ini, tetapi juga menciptakan fondasi yang kuat untuk masa depan.

Kesadaran dan disiplin dalam mengelola keuangan adalah kunci untuk mencapai tujuan finansial yang lebih besar. Dengan memulai langkah ini sejak dini, siapapun dapat menjadi generasi muda yang tidak hanya memiliki impian, tetapi juga kemampuan untuk mewujudkannya secara nyata. 

Informasi lebih lanjut:

Putri Amandawati

Corporate Communication

PT Mitra Utama Madani

corcom@mum.co.id

www.mum.co.id