Menjadi Generalis vs Spesialis, Mana yang Lebih Baik?
Di dalam dunia pekerjaan, kita kerap melihat istilah generalis (generalist) dan spesialis (specialist). Istilah-istilah ini kerap melekat pada jabatan tertentu. Sebenarnya, apakah perbedaan keduanya dan mana yang lebih baik untuk dipertimbangkan dalam kemajuan karir?
Perbedaan Generalis dengan Spesialis
Generalis kerap disebut sebagai jack-of-all-trades, artinya mereka memiliki pengetahuan yang luas terhadap berbagai macam topik dan bisa melakukan berbagai macam hal. Ellen Donelly (2022), seorang Coach dan pendiri perusahaan The Ask mengatakan bahwa generalis memiliki berbagai kemampuan. Tipikal dari generalis adalah lebih mudah beradaptasi serta bisa bekerja dengan baik meskipun harus lintas fungsi dan menyentuh berbagai subjek. Generalis juga bisa melihat gambaran yang lebih luas dari sebuah masalah. Biasanya, para generalis akan menghadapi kondisi kerja yang dinamis serta bersedia mengerjakan banyak tugas sekaligus.
Sedangkan spesialis adalah orang yang memiliki minat dan pengetahuan yang kuat pada satu bidang tertentu saja. Mereka mendedikasikan waktunya untuk belajar dan mendalami hal-hal yang terpusat pada bidang yang ingin mereka kuasai, sehingga mereka menjadi ahli dalam satu bidang studi atau pekerjaan yang spesifik. Karena itu, spesialis membutuhkan sekolah, pelatihan, atau kursus tertentu untuk mendapatkan sertifikasi dari bidang spesialisasinya. Biasanya, spesialis memiliki struktur dan flow kerja yang sama setiap harinya. Cocok untuk individu yang suka dengan sesuatu yang tertata dan struktural.
Bidang Kerja Generalis dan Spesialis
Biasanya, bidang kerja generalis itu ada di bagian sales/marketing, manajemen proyek, operasional bisnis, human resources, customer service, hingga posisi manajerial. Sedangkan contoh bidang kerja spesialis itu misalnya desainer grafis, dokter, technical support, SEO specialist, dan lainnya.
Generalis vs Spesialis
Kita mungkin kerap melihat perdebatan antara mana yang lebih baik, menjadi generalis atau spesialis? Mengutip dari forbes.com, tak ada yang menjadi pemenang dari keduanya. Semuanya tergantung konteks dan kondisi pekerjaan yang dipilih oleh kita sebagai individu. Ada pekerja yang senang berganti-ganti pekerjaan dalam jangka waktu tertentu karena tidak suka melakukan pekerjaan yang berulang setiap hari selama bertahun-tahun, ini yang biasanya dirasakan para generalis. Namun ada juga pekerja yang menyukai pekerjaan stabil dengan gaji yang sudah pasti, sehingga mereka memilih menjadi spesialis.
Jika dilihat dari perspektif intuitif, dibutuhkan skill yang spesifik sebagai spesialis untuk kamu yang baru memasuki dunia kerja. Namun seiring berjalannya waktu, kamu membutuhkan career path yang semakin menanjak. Ini nantinya akan menuntut kamu untuk menjadi seorang generalis di kemudian hari. Jadi, semua tergantung kondisi dan pilihan kita sebagai pekerja.
Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Memilih
Menjadi generalis maupun spesialis memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Semua tergantung pada ketertarikan individu. Karena itu mengutip dari indeed.com, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum kamu memutuskan menjadi generalis atau spesialis:
- Kenali minat dan keinginan berkarir. Coba pikirkan apakah kamu adalah tipe orang yang suka untuk mempelajari banyak hal baru, atau lebih suka mengasah satu kemampuan di satu bidang keahlian hingga mendalam? Misalnya kamu ingin menjadi penulis, tanyakan pada dirimu apakah kamu ingin menjadi penulis yang membahas berbagai tema, atau ingin menjadi penulis dengan topik yang spesifik misalnya bidang keuangan, medis, atau lifestyle?
- Depth vs breadth. Sebagai spesialis, kamu akan mendalami sebuah subjek dengan sangat mendalam dan bisa mempelajarinya bertahun-tahun (depth), sedangkan sebagai seorang generalis, kamu akan belajar hal-hal yang lebih banyak, dengan topik yang lebih luas (breadth). Mana yang lebih membuat kamu senang dan nyaman?
- Kesediaan mendedikasikan diri. Tanyakan pada dirimu apakah jalur karir yang kamu pilih sekarang adalah karir yang akan kamu nikmati bertahun-tahun dari sekarang atau tidak? Menjadi spesialis di bidang tertentu itu membutuhkan komitmen yang sangat tinggi. Meski begitu, kamu akan merasa senang jika itu bidang yang memang benar-benar kamu sukai. Jikalau kamu tidak yakin apakah kamu bisa berkomitmen terhadap bidang tersebut, mungkin kamu bisa pertimbangkan untuk menjadi generalis dan melakukan spesialisasi di kemudian hari saja.
Kini kita sudah semakin mengerti tentang generalis dan spesialis. Ada perbedaan dari kedalaman pengetahuan, dan juga kemampuan yang dibutuhkan. Siapkan diri dengan mencari informasi tentang berbagai profesi, sesuai dengan minat dan bakat. Pilihlah jalur karir yang membuat kamu semangat dan mau mendedikasikan hati dan pikiranmu!
Informasi lebih lanjut:
Putri Amandawati
Corporate Communication
PT Mitra Utama Madani
corcom@mum.co.id