Menggunakan Learning Management System (LMS) untuk Orientasi Karyawan, Apa Manfaatnya?

Sebelum seorang karyawan baru masuk secara resmi dan bekerja di sebuah perusahaan, biasanya perusahaan akan melakukan orientasi karyawan agar mereka dapat mengenal perusahaan lebih dalam mulai dari budaya kerja, tempat-tempat penting, hingga rekan kerja mereka. Di masa kini, ada sebuah sistem yang dapat digunakan untuk orientasi karyawan yaitu Learning Management System (LMS). Beberapa contoh LMS adalah TalentLMS, Docebo, Google Classroom, Canvas LMS, Adobe Learning Manager, Litmos, dan Skilljar. 

Learning Management System adalah platform digital yang digunakan perusahaan atau tim HRD untuk menciptakan, mengatur, mengimplementasikan, hingga memantau proses dari program pelatihan dan pembangunan karyawan. Dilansir dari altametrics.com, di dalam LMS ada tools untuk menciptakan, mengatur, dan mengirim materi-materi yang harus dipelajari oleh karyawan baru. Selain itu, tim HRD juga dapat memberikan konten-konten yang interaktif seperti video supaya lebih menarik. Ada banyak fitur-fitur yang dapat digunakan pada platform LMS ini. 

Manfaat Menggunakan LMS dalam Proses Orientasi

Dengan memberikan akses kepada info-info tentang perusahaan seperti prosedur operasional lewat modul-modul training yang ada pada LMS, ini akan membantu proses onboarding karyawan baru menjadi lebih cepat dan efisien. Manfaat lainnya jika menggunakan LMS untuk proses orientasi karyawan baru adalah:

  • Proses orientasi jadi lebih fleksibel. Karyawan baru dapat mengakses materi-materi orientasi di LMS kapan pun dan di mana pun. Dikutip dari ruangkerja.com, dengan LMS karyawan bisa belajar sesuai dengan jadwal mereka. Dengan fleksibilitas yang tinggi, karyawan baru yang berada di lokasi berbeda dengan kantor pusat juga dapat mempelajari tentang perusahaan tanpa dibatasi oleh waktu atau domisili. 
  • Kustomisasi dan personalisasi. Pembuatan konten-konten training yang relevan dengan situasi perusahaan sangatlah penting agar karyawan baru merasa jelas dengan tanggung jawab dan job desk mereka. Misalnya untuk kitchen staff mereka membutuhkan konten training untuk protokol keamanan makanan dan teknik memasak, sedangkan frontline membutuhkan pelatihan tentang bagaimana melakukan customer service yang baik. Dengan melakukan kustomisasi sesuai dengan peran masing-masing karyawan lewat LMS, karyawan baru akan belajar untuk meningkatkan skill-nya agar dapat menyesuaikan diri dengan posisi pekerjaan mereka. 
  • Tracking & Report yang lebih jelas. Karena LMS memiliki tools untuk memberikan tes atau kuis dan menilai progress dari karyawan, perusahaan dapat menilai dan mengukur kemampuan mereka. Dengan begini, tim HRD juga bisa melihat bagian mana yang harus diperbaiki dan dikembangkan dari para karyawan baru. 
  • Materi pembelajaran dapat diulang. Salah satu keuntungan menggunakan LMS adalah materi atau modul yang telah dipelajari oleh karyawan baru, dapat disimpan dan diakses kembali. Jadi jika karyawan ingin melihat dan mempelajari kembali bahan-bahan training tersebut, ia bisa mengaksesnya di LMS.
  • Memudahkan kolaborasi dan komunikasi. LMS juga menawarkan fitur kolaboratif antar staf dan divisi. Ada juga forum diskusi dan chat di dalam platform tersebut. Hal ini akan sangat membantu memfasilitasi komunikasi antar karyawan dan atasan dengan efektif.

Dengan memanfaatkan teknologi LMS ini, proses orientasi karyawan baru diharapkan dapat berlangsung dengan efisien, efektif dan fleksibel. Oleh karena itu, pilihlah platform yang memiliki tools dan fitur yang lengkap agar setiap proses orientasi karyawan baru dapat dilakukan dengan maksimal. Dengan cara ini, diharapkan karyawan baru bisa segera menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja mereka, sehingga mereka dapat berkontribusi pada peningkatan produktivitas dan kesuksesan perusahaan tempat mereka bekerja.

Informasi lebih lanjut:

Putri Amandawati

Corporate Communication

PT Mitra Utama Madani

corcom@mum.co.id

www.mum.co.id