Fenomena Lowongan Palsu: Saat Harapan Pekerjaan Berujung Penipuan
Di tengah kondisi pasar kerja yang semakin kompetitif, harapan untuk memperoleh pekerjaan justru menjadi celah bagi pihak-pihak tidak bertanggung jawab dalam menjalankan aksi penipuan.
Dikutip dari cnbcindonesia.com (2025), modus penipuan lowongan kerja umumnya dilakukan dengan menawarkan gaji tinggi dan proses seleksi yang sangat cepat. Setelah korban merasa tertarik dan mengikuti alur rekrutmen palsu, mereka kemudian diminta untuk mentransfer sejumlah uang dengan alasan biaya pelatihan atau administrasi. Pada tahap inilah, sebagian pencari kerja mulai menyadari adanya kejanggalan dan menyimpulkan bahwa lowongan tersebut merupakan bentuk penipuan.
Fenomena ini marak terjadi di kalangan generasi muda, terutama Gen Z, yang menjadi sasaran utama modus penipuan berkedok lowongan kerja. Modus yang digunakan pun semakin canggih, menyasar berbagai platform pencari kerja, mulai dari media sosial, aplikasi pesan instan, hingga situs lowongan kerja yang tampak resmi.
Mengapa Lowongan Palsu Terus Terjadi?
Fenomena lowongan palsu bukanlah hal baru di Indonesia, namun intensitasnya kian meningkat seiring meningkatnya angka pengangguran dan tingginya kebutuhan akan pekerjaan di kalangan usia produktif.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip dari Tempo.co (2025), jumlah pengangguran di Indonesia per Februari 2025 mencapai 7,28 juta orang. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan bahwa angka tersebut menunjukkan adanya peningkatan dibanding periode sebelumnya.
Tekanan ekonomi, kebutuhan hidup yang mendesak, dan ketimpangan informasi menjadi faktor utama yang mendorong para pencari kerja untuk mudah percaya pada tawaran-tawaran kerja yang tampak menjanjikan.
Di sisi lain, kecanggihan teknologi turut mempermudah pelaku kejahatan digital untuk menyebarkan scam. Penipu mampu menciptakan identitas perusahaan palsu dengan logo, surat panggilan kerja, hingga situs web yang tampak profesional. Beberapa bahkan mencatut nama perusahaan ternama dan memasang lowongan palsu yang mengarah pada praktik pungutan biaya pelatihan atau administrasi.
Salah satu contoh penipuan lowongan kerja yang pernah terjadi adalah kasus lowongan palsu yang mengatasnamakan PT Kereta Api Indonesia (KAI) pada April 2024. Dalam laporan Antara News (2024), penipu menyebarkan surat undangan seleksi kerja palsu yang mencatut logo KAI dan meminta korban membayar biaya akomodasi serta transportasi ke hotel tertentu.
Tanda-Tanda Lowongan Palsu yang Harus Diwaspadai
Di tengah maraknya kasus penipuan berkedok lowongan kerja, penting bagi pencari kerja untuk lebih jeli dalam mengenali indikasi awal yang mencurigakan. Mengacu pada panduan dari seek.com (2025), terdapat sejumlah tanda yang patut diwaspadai agar tidak terjebak dalam praktik rekrutmen palsu. Mewaspadai ciri-ciri ini merupakan langkah awal yang krusial untuk melindungi diri dari potensi kerugian, baik secara finansial maupun psikologis. Berikut adalah beberapa ciri umum yang dapat membantu pencari kerja mengenali potensi penipuan lowongan:
-
Permintaan Uang di Awal Proses
Jika sebuah lowongan mengharuskan kandidat membayar biaya administrasi, pelatihan, atau pembelian seragam sebelum resmi diterima bekerja, besar kemungkinan itu adalah penipuan. Perusahaan yang sah tidak akan meminta pembayaran di awal proses rekrutmen.
-
Komunikasi yang Tidak Profesional
Email atau pesan yang dikirim dari alamat umum seperti @gmail.com atau @yahoo.com, bukan dari domain perusahaan resmi, patut dicurigai. Begitu pula dengan komunikasi yang terlalu mendesak atau menggunakan bahasa tidak profesional.
-
Tawaran Gaji yang Tidak Masuk Akal
Gaji tinggi yang ditawarkan tanpa pengalaman atau keterampilan khusus sering kali menjadi umpan untuk menarik korban. Waspadai penawaran kerja yang terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.
-
Tidak Ada Proses Wawancara Formal
Perusahaan umumnya menjalankan proses rekrutmen yang jelas, termasuk wawancara dan seleksi. Jika Anda langsung “diterima” tanpa tahapan apa pun, hal ini perlu dicurigai.
-
Kurangnya Informasi Resmi Perusahaan
Periksa apakah perusahaan memiliki situs web resmi, alamat kantor yang jelas, dan eksistensi legal. Jika informasi perusahaan sulit ditemukan atau tampak fiktif, kemungkinan besar itu adalah jebakan.
-
Tekanan untuk Bertindak Cepat
Jika Anda diberi tenggat waktu yang sangat sempit untuk mengambil keputusan atau mentransfer uang, ini adalah tanda lain dari scam. Penipu sering menggunakan tekanan waktu untuk mencegah korban berpikir rasional.
Saatnya Mencari Kerja dengan Lebih Cermat dan Aman
Fenomena lowongan kerja palsu mencerminkan ketimpangan antara harapan dan realita dunia kerja di Indonesia, di mana semangat generasi muda untuk meraih masa depan justru dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Untuk itu, penting bagi pencari kerja membekali diri dengan literasi digital dan kewaspadaan tinggi, melalui verifikasi informasi, sikap hati-hati, serta kemampuan mengenali tanda-tanda penipuan, sebagai langkah awal untuk melindungi diri dari potensi kerugian.
Para pencari kerja dapat memanfaatkan platform more.mum.co.id untuk menemukan karier impian mereka. Di sini, seluruh informasi penting mulai dari posisi yang tersedia, deskripsi pekerjaan, kualifikasi, hingga lokasi penempatan telah dirangkum secara lengkap dalam satu platform—tanpa perlu berpindah dari satu sumber ke sumber lainnya. Kini, mencari kerja tidak hanya lebih mudah, tetapi juga lebih aman.
Informasi lebih lanjut:
Aqilla Sekar Ningrum Prastyo
Corporate Communication
PT Mitra Utama Madani
corcom@mum.co.id