Ciri‑Ciri Wawancaramu Belum Maksimal dan Cara Memperbaikinya

Wawancara kerja adalah salah satu tahapan paling menegangkan dalam proses mencari pekerjaan. Banyak kandidat datang dengan persiapan terbaiknya, namun tetap saja keluar ruangan dengan perasaan ragu: “Tadi lancar tidak, ya?” atau “Kenapa pewawancara terlihat kurang antusias?”

Tidak semua wawancara berjalan sesuai harapan. Terkadang, ada tanda-tanda halus yang menunjukkan bahwa wawancaramu belum maksimal. Kabar baiknya, pengalaman tersebut bisa menjadi bekal penting untuk memperbaiki diri dan tampil lebih baik di kesempatan berikutnya. Artikel ini akan membahas beberapa ciri umum wawancara yang belum berjalan mulus, serta tips praktis yang dapat membantumu bangkit kembali (seek.com.au, 2025).

1. Pewawancara Tampak Kurang Antusias

Salah satu tanda paling jelas wawancara tidak berjalan dengan baik adalah ketika pewawancara terlihat tidak terlalu tertarik atau kurang memberi respons yang hangat. Misalnya, mereka sering melihat jam, jarang memberikan senyuman, atau mengalihkan pandangan ke dokumen lain saat kamu berbicara.

Hal ini bisa jadi karena jawabanmu terdengar terlalu umum, tidak relevan dengan posisi yang dilamar, atau kurang menunjukkan nilai tambah yang spesifik. Jika kamu merasa mengalami situasi ini, jangan berkecil hati. Untuk wawancara berikutnya, lakukan riset mendalam tentang perusahaan dan posisi yang dituju. Persiapkan contoh nyata dari pengalaman kerjamu yang relevan, sehingga jawabanmu terasa hidup dan membuat pewawancara lebih terlibat.

2. Durasi Wawancara Terlalu Singkat

Wawancara yang baik biasanya memiliki alur percakapan yang cukup mendalam, sehingga membutuhkan waktu yang memadai. Jika kamu keluar dari ruangan hanya setelah 10–15 menit padahal jadwalnya dialokasikan lebih lama, ini bisa menjadi tanda bahwa pewawancara merasa sudah mendapatkan cukup informasi, atau justru tidak tertarik untuk menggali lebih jauh.

Durasi wawancara yang terlalu singkat sering kali menunjukkan bahwa jawabanmu belum memberikan kesan kuat. Untuk menghindari hal ini, biasakan mempersiapkan jawaban yang tidak hanya singkat tetapi juga bernas. Salah satu cara yang efektif adalah menggunakan metode STAR (Situation, Task, Action, Result) untuk menyusun jawabanmu. Caranya,

  • Situation (Situasi): Jelaskan situasi atau konteks masalah yang kamu hadapi.
  • Task (Tugas): Ceritakan apa peranmu atau tanggung jawabmu dalam situasi tersebut.
  • Action (Tindakan): Paparkan langkah-langkah spesifik yang kamu ambil untuk menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan.
  • Result (Hasil): Tutup dengan hasil yang diperoleh, sebaiknya disertai data atau dampak nyata.

Misalnya, kamu mendapatkan pertanyaan: “Ceritakan pengalaman ketika kamu berhasil menyelesaikan masalah sulit di tempat kerja,” saat wawancara. Maka jawabannya akan seperti ini,

Situation:
“Di pekerjaan sebelumnya sebagai staf administrasi, tim kami mengalami keterlambatan pengiriman laporan bulanan karena perubahan sistem baru.”

Task:
“Saya bertanggung jawab memastikan laporan tetap selesai tepat waktu meskipun tim sedang beradaptasi dengan sistem tersebut.”

Action:
“Saya membuat panduan singkat tentang fitur sistem baru, lalu mengadakan sesi berbagi dengan rekan satu tim. Selain itu, saya menyusun ulang alur kerja harian agar lebih efisien.”

Result:
“Hasilnya, laporan bulan itu selesai dua hari lebih cepat dari tenggat waktu, dan tim jadi lebih terbiasa dengan sistem baru. Manajer saya juga mengapresiasi inisiatif tersebut.”

Dengan menyusun jawaban menggunakan metode STAR, ceritamu akan lebih terstruktur, mudah dipahami pewawancara, dan menunjukkan kemampuanmu secara nyata. Ini membuat wawancara lebih hidup dan kemungkinan besar akan memancing lebih banyak pertanyaan lanjutan, sehingga durasi percakapan pun lebih optimal.

3. Minimnya Pertanyaan Lanjutan dari Pewawancara

Dalam wawancara yang interaktif, pewawancara biasanya akan mengajukan pertanyaan lanjutan untuk mengeksplorasi lebih dalam pengalaman dan keterampilanmu. Jika mereka hanya bertanya hal-hal dasar tanpa menggali lebih lanjut, bisa jadi jawabanmu belum cukup memantik ketertarikan atau relevansi yang mereka cari.

Untuk mengatasi ini di masa depan, pastikan kamu mengemas jawaban dengan cerita atau pencapaian yang spesifik. Jangan ragu pula untuk menutup jawaban dengan kalimat yang membuka ruang diskusi, misalnya, “Jika Anda ingin, saya bisa menceritakan lebih detail tentang project tersebut.” Kalimat seperti ini memberi sinyal bahwa kamu siap memberikan informasi tambahan yang relevan.

4. Pewawancara Tidak Menjelaskan Tahapan Selanjutnya

Pada umumnya, di akhir wawancara, pewawancara akan memberikan gambaran tentang langkah selanjutnya, seperti jadwal pengumuman atau tahap tes berikutnya. Jika hal ini tidak disampaikan, atau mereka hanya berkata singkat seperti, “Kami akan menghubungi Anda,” tanpa rincian apa pun, bisa jadi itu tanda bahwa peluangmu tidak terlalu besar.

Meski begitu, jangan langsung patah semangat. Kamu tetap bisa menindaklanjuti secara sopan beberapa hari setelah wawancara. Kirim email ucapan terima kasih dan tanyakan dengan halus mengenai proses selanjutnya. Sikap proaktif ini menunjukkan profesionalisme dan bisa meninggalkan kesan baik meski hasilnya belum tentu sesuai harapan.

5. Tidak Ada Follow-Up dari Perusahaan

Setelah wawancara, wajar jika kamu menunggu kabar lebih lanjut. Namun, jika setelah waktu yang dijanjikan tidak ada kabar sama sekali, ini juga bisa menjadi tanda bahwa wawancaramu belum memenuhi ekspektasi. Terkadang perusahaan juga memiliki alasan internal, seperti proses rekrutmen yang tertunda, tetapi tidak ada salahnya mengevaluasi diri.

Lakukan introspeksi: Apakah kamu sudah mempersiapkan diri dengan baik? Apakah jawabanmu sudah mencerminkan kemampuan dan nilai tambah yang dicari? Catat hal-hal yang bisa ditingkatkan untuk wawancara berikutnya, seperti latihan menjawab pertanyaan umum atau meningkatkan kemampuan komunikasi.

Tips untuk Memperbaiki Diri Setelah Wawancara yang Belum Maksimal

Jangan berkecil hati jika kamu mengalami salah satu atau beberapa ciri di atas. Setiap wawancara adalah kesempatan belajar. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu ambil untuk memantapkan persiapan ke depan:

  • Lakukan evaluasi diri: Tulis ulang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang kamu berikan. Cari tahu bagian mana yang bisa diperbaiki atau diperdalam.
  • Minta masukan dari orang lain: Coba minta pendapat dari teman, mentor, atau rekan yang berpengalaman. Mereka bisa memberikan perspektif berbeda dan saran konkret.
  • Perkuat strategi persiapan: Latih kemampuan wawancara dengan simulasi, baca ulang deskripsi pekerjaan dengan teliti, dan riset lebih banyak tentang perusahaan.
  • Bangun mental yang tangguh: Penolakan adalah bagian dari proses. Jaga pola pikir positif, karena setiap pengalaman membawamu selangkah lebih dekat ke pekerjaan yang tepat.

Tidak ada proses wawancara yang sia-sia. Bahkan ketika wawancara tidak berjalan sesuai harapan, kamu mendapatkan pengalaman, pelajaran, dan kesempatan untuk berkembang. Ingatlah bahwa perusahaan tidak hanya mencari kandidat yang sempurna, tetapi juga orang yang mampu belajar dan beradaptasi. Tetap semangat, terus tingkatkan diri, dan jadikan setiap wawancara sebagai batu loncatan menuju peluang karier yang lebih baik. Persiapkan dirimu lebih matang, jaga keyakinan, dan hadapi wawancara berikutnya dengan energi baru.

 

Informasi lebih lanjut:

Aqilla Sekar Ningrum Prastyo

Corporate Communication

PT Mitra Utama Madani

corcom@mum.co.id

www.mum.co.id